Optimalisasi Efisiensi Bisnis Melalui Upskill BPM dan Solusi Web bagi Siswa SMA/SMK
DOI:
https://doi.org/10.53008/dma67361Keywords:
Business Process Management, web solutions, system analysis, practical training, business efficiencyAbstract
Kemajuan teknologi dan perkembangan ekosistem digital menuntut generasi muda untuk memiliki kompetensi praktis dalam merancang solusi berbasis teknologi informasi. Namun, siswa tingkat SMA/SMK sering kali mengalami kesenjangan antara pembelajaran teoretis di sekolah dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri dan startup. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan praktis melalui workshop bertema “Optimizing Business Efficiency: Practical Approaches to Business Process Management and Web Solutions” kepada siswa SMAN 1 Telagasari dan SMK Wirasaba di Kabupaten Karawang. Upskill difokuskan pada tiga kompetensi utama: pemetaan proses bisnis menggunakan pendekatan Business Process Management (BPM), perancangan solusi web berbasis CMS (Wix/WordPress), serta pengenalan teknik analisis sistem yang sederhana. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif berbasis proyek (project-based learning) dengan kegiatan yang mencakup penyampaian materi, studi kasus, praktik langsung, dan presentasi hasil kerja kelompok. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test, observasi partisipatif, kuesioner umpan balik, serta wawancara guru pendamping. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta secara signifikan di semua aspek: skor rata-rata pemahaman BPM meningkat dari 56,2 menjadi 78,5; desain web dari 48,6 menjadi 80,1; dan analisis sistem dari 51,3 menjadi 75,0. Selain itu, lebih dari 85% peserta menyatakan pelatihan sangat relevan dengan minat dan kebutuhan mereka untuk mempersiapkan karir berbasis teknologi. Kegiatan ini memberikan dampak positif tidak hanya pada penguatan literasi digital siswa, tetapi juga mendukung integrasi pembelajaran praktis di sekolah mitra. Luaran kegiatan berupa artikel ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan model pelatihan teknologi terapan yang kontekstual, replikatif, dan sesuai kebutuhan lokal. Dengan demikian, pengabdian ini turut berkontribusi dalam meningkatkan kesiapan siswa menghadapi tantangan dunia kerja dan mendorong semangat technopreneurship sejak dini.







